Thousand Cranes - Yasunari Kawabata
- XoAi
- May 12, 2020
- 3 min read
Seribu Burung Bangau menceritakan tentang Hasrat, Penyesalan, dan Kenangan.
Penulis novel ini Yasunari Kawabata menerima penghargaan Nobel Sastra pada tahun 1968. Novel Thausand Cranes inilah yang membuat Kawabata mendapat pengakuan secara internasional dan penghargaan Nobel sastra.
Buku ini pertama kali terbit pada tahun 1952 dengan judul asli Senabazuru dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Edward Seidensticker pada tahun 1958 yang membantu menyebarkan ketenaran Kawabata ke Luar negeri. Sedangkan buku terjemahan bahasa Indonesianya pertama kali pada tahun 2018 oleh Nurul Hanafi dicetak oleh Immortal Publishing atau Shira Media.
Cerita seribu burung bangau ini seluruh kisahnya terbalut dalam ritual upacara minum teh yang disampaikan secara halus dan lembut oleh Yasunari Kawabata.
First impression ku terhadap buku ini. Aku kira novel ini menceritakan tentang hal-hal romantis yang pada umunya; antara pria dan wanita yang mungkin terpisahkan oleh takdir, dsb. Ternyata ceritanya melebihi ekspektasi ku. Ceritanya lebih kepada kisah lama yang terulang kembali. *mulai sedikit paham gak di bagian ini, hehe*
Berawal dari Ayah Kikuji yang hobi banget mengadakan ritual upacara minum teh hingga memiliki pondok khusus di rumahnya dan peralatan khusus untuk minum teh. Selain hobinya itu, Ayah Kikuji juga memiliki hubungan rahasia -Terlarang- dengan dua wanita, semasa ia masih hidup. Dari kedua wanita itu, salah satu wanitanya telah memiliki anak peremuan yang bernama Fumiko. Kedua wanita itu Chikako dan Ny. Ota.
*Mulai deh dari sini klimaksnya muncul dan membuat cerita dalam novel ini menjadi diluar dugaanku*.
Sepeninggalan ayah Kikuji dan ibunya; ia mulai tinggal sendiri di rumah beserta pondok itu. Chikako mengadakan upacara minum teh itu dan mengundang semua orang termasuk Ny. Ota juga hadir. Setelah acara itu selesai, secara tak sengaja Kikuji bertemu dengan Ny. Ota *atau bisa dibilang Ny. Ota yang nyamperin si Kikuji ini duluan*. Hmmm dari situ hubungan mereka mulai tak biasa dari yang lain. *dari ini juga, aku mulai kesel bacanya, HAHA*
Kikuji memiliki hubungan dengan wanita 'bekas' ayahnya itu. dan ----- selesai *SAMPAI DISINI AKU CERITANYA.*
*Udah ada kan bayang-bayang lebih lanjut mengenai isi buku ini*
Hasrat yang dapat aku simpulkan disini yaitu Kikuji menyukai Ny Ota -salah satu wanita simpanan ayahnya- setelah itu penyesalan yang muncul karena ia seperti menanggung dosa yang sama seperti yang dilakukan oleh ayahnya dulu. Sedangkan kenangan, mengenai semua yang ia miliki seperti pondok, peralatan untuk ritual upacara minum teh dan sapu tangan yang memiliki motif seribu burung bangau. *
Tentang sapu tangan itu emang aku gak ceritain. Bukan buat penasaran sih tapi sapu tangan itu lebih ke kesan pertamanya Kikuji saat bertemu perempuan yang memiliki sapu tangan itu di ritual upacara minum teh pertama kalinya dan tetap di ingat-ingat terus sama dia. Kesannya wanita itu gak ada plot cerita banyak di novel ini. Sedikit gitu cerita si sapu tangan seribu burung bangau
Aku baca novel ini sampai kebawa emosional banget loh. *apa emang aku nya yang terlalu baper ya*. kalimat yang di tulis oleh Kawabata ini sangat lembut dan ceritanya disampaikan secara halus, jadi yang bacapun kebawa emosi karena dari kata-kata halus itu tersembunyikan makna yang berbeda didalamnya. HAHAHA. Tapi bikin penasaran di bab-bab selanjutnya.
Kawabata menulisnya dengan singkat, jelas dan padat banget yang menjadikan buku ini tipis atau sekitar 160 halaman aja. Dan juga membuat para pembaca dapat mengira-ngira kejadian yang tidak ada di dalam cerita itu; seperti seberapa lama hubungan antara Kikuji dengan Ny. Ota. Jadi, kita berimajinasi sendiri :)
Salah satu imajinasiku, hubungan mereka berdua bisa dibilang lama dan mereka menjalin hubungan itu melalui telepon setiap harinya dan gara-gara berimajinasi kayak gitu.. aku jadi tambah kesel sendiri *hahaha dasar aku* dan kenapa juga si Kikuji gak nyadar gitu malah juga ikut terjun ke perasaan terlarang itu; kan Ny. Ota bekasnya wanita ayahnya, nyari wanita lain gitu, atau jatuh cinta ke anaknya dari pada emaknya. biar kesannya gak jatuh ke lobang yang sama, gituu. *untung ya ini hanya fiksi, kalau nyata aku nanti kena hujat, menjelek-jelekkan orang. hehe*
Btw kok kayaknya aku meluapkan seluruh emosiku kesini ya. Tapi bagus loh buku ini buat dibaca. Untuk mencari novel dengan jalan cerita yang berbeda (anti-mainstream).
Comments